4+ Contoh Surat untuk Negeriku dan Cara Membuatnya

Untuk negeriku tercinta,

Sejak lahir aku sudah lahir di tanah ini, di tempat ini, tempat yang kau miliki. Dulu aku tidak sadar bahwa ini adalah milikmu. Aku pikir tempat yang aku pijak adalah milikku. Namun ternyata aku salah, ini semua adalah milikmu, negeriku.

Dulu aku tidak berpikir untuk menjaganya. Aku hanya berpikir untuk memilikinya, aku hanya berpikir untuk selalu menikmatinya. Tapi setelah semua yang aku dapat, ternyata perlahan hal tersebut sirna.

Aku rasa, kau juga mulai lelah dengan kehadiranku yang selalu meminta. Sekarang aku sadar, apa yang aku pijak bukanlah milikku.

Apa yang aku pakai juga bukan dihasilkan dariku. Semua yang aku rasakan ini adalah milikmu, negeriku. Aku malu sempat merasa memiliki segalanya, namun nyatanya tidak sama sekali.

Pada detik ini, aku sudah meyakinkan diri bahwa aku sangat mencintaimu negeriku. Semua sudah aku rasakan, sudah aku renggut, sudah aku nikmati. Namun aku belum pernah menjaga dan merawat dirimu dengan seutuhnya.

Terima kasih sudah memberikan aku tempat bernaung. Wujudmu yang sangat luas ini mampu membuatku jatuh cinta. Baik itu indahmu, atau bagianmu yang rusak dan sirna. Sebagai wujud rasa cintaku, aku akan selalu menjaga dan selalu melindungimu. Ini adalah janjiku, untukmu negeriku tercinta.

Dariku,

Manusia yang tinggal di tanahmu

Untuk negeriku yang indah (katanya),

Sampai detik ini aku masih sering mendengar bahwa kau indah, bahwa kau luar biasa. Namun apakah saat ini masih sama? Negeriku yang ku lihat di foto jauh berbeda dengan yang aku lihat saat ini secara nyata. Perbedaan ini apakah hanya aku yang merasakannya?

Saat kecil, masih ingat di pikiran bahwa lautan sangat nyaman. Air di sungai masih sejernih kaca. Hutan masih menjadi hamparan yang biasa aku lihat. Namun sekarang, semua sudah berbeda.

Sejauh mata memandang, sungai sudah cokelat, hutan sudah berganti jadi rumah, dan laut sudah penuh dengan sampah. Dulu kau begitu gagah dan berani menunjukkan apa yang kau miliki.

Tapi jika aku melihat sekarang, kau begitu sembunyi-sembunyi dengan segala yang kau miliki. Aku paham apa alasannya. Segala kerusakan yang sudah terjadi sudah menjadi bukti.

Negeriku, aku harap kepadamu untuk tidak terlalu menunjukkan tampang indahmu. Aku hanya takut terlalu banyak lalat besar yang hinggap dan merusak.

Saat ini bukan hanya orang lain saja yang berkehendak, orangmu juga. Siapa saja bisa merusak dengan dalih menjaga kelestariannya. Jika marah, marahlah. Itu adalah hakmu negeriku.

Dengan segala kerusakan ini, aku rasa kau juga lelah. Tanpa bisa bergerak bebas, kau merelakan semuanya direnggut dan dirusak. Aku di sini dan yang lainnya, akan selalu mengusahakan kelestarianmu.

Dari aku dan kawan lain yang masih membutuhkan naungan indahmu.

Negeriku,

Perkenalkan, aku adalah seorang makhluk yang mendiami salah satu sisimu. Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasihku yang tak pernah selesai.

Aku sudah mendapat tempat, naungan, bahkan keindahan. Semua ini hanya kau yang bisa memberikan. Selama aku hidup di tanahmu, aku memang selalu bersyukur. Namun aku jarang untuk mengungkapkannya.

Negeriku, dengan adanya surat ini, aku harap kamu akan mengetahui harapan besarku padamu. Untaian harapan ini sengaja aku curahkan agar kau tahu bahwa ada makhluk yang sudah sangat bergantung padamu.

Aku hanya berharap engkau kuat dengan segala hal yang terjadi saat ini. Kerusakan, bencana alam, dan hal lainnya akan sangat berpengaruh terhadap kelestarianmu.

Aku tidak ingin engkau berputus asa dan merelakan semuanya. Meski berat, kita ada dan selalu bersama.

Negeriku, aku harap engkau bisa terus maju dan menjaga kita semua. Sebaliknya, kita juga akan menjagamu sampai kau benar-benar terjaga. Ini adalah harapan dan janjiku kepadamu.

Dariku,

Salah satu makhluk yang tinggal di tanahmu

Negeriku, naunganku

Sampai detik ini tiada kata yang tepat selain terima kasih. Aku sangat berterima kasih dengan segala hal yang sudah kamu siapkan, yang sudah kamu berikan. Kakiku dan tubuhku berdiam ini tidak akan pernah pergi selain di tempatmu ini.

Aku sudah sangat bersyukur aku bisa berdiam dan bernaung di tempatmu tanpa harus pergi. Jika diminta untuk pergi, aku juga tidak tahu kemana.

Diriku sudah terbiasa denganmu, dengan segala keindahanmu. Pada surat kali ini, aku hanya ingin mengucapkan untaian terima kasih. Aku harap kau juga masih mau menjadi naunganku sampai ajal menjemputku.

Saat ini, aku tidak bisa menjanjikan apa-apa kepadamu. Aku hanya bisa menjadi makhluk yang menjaga meski tidak semuanya. Aku yakin, di luar sana banyak orang lain yang juga akan menjagamu bersama.

Dariku,

Orang yang selalu berterima kasih kepadamu.